TEBING TINGGI, Delidaily.net – Kasus dugaan pengeroyokan terhadap seorang juru parkir, Syahputra Irawan (25) warga Jalan Simalungun Lingkungan VI, Kelurahan Satria Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi masih bergulir di Polres Tebing Tinggi.
Korban diketahui dituduh telah mencopot baliho salah satu bakal calon Walikota Tebing Tinggi, berinisial BSN hingga terjadi pengeroyokan secara bersama-sama.
Atas insiden pengeroyokan itu, korban melaporkan kejadian ini ke Polres Tebing Tinggi pada 12 Juli 2024 dengan Nomor: LP/B/288/VII/2024/SPKT/Polres Tebing Tinggi, Polda Sumatera Utara.
Menurut korban, Syahputra Irawan kepada wartawan, Selasa (20/8) menyebutkan yang menganiaya dirinya sekitar ada 6 orang, berinisial AMB, WD, AD dan 3 orang lagi tidak tahu namanya tapi wajahnya kenal, diantara pelaku diduga satu orang berinisial AMP merupakan oknum anggota DPRD Tebing Tinggi terpilih.
“Saat itu saya sedang menjaga parkir di seputaran RS Herna, kemudian datang diduga oknum seorang anggota polisi dari Polres Tebing Tinggi inisial YI, kemudian disuruhnya saya naik ke sepeda motor yang dikendarainya, saat itu juga saya dipusingkan di tanah lapang, oknum tersebut pun sambil bertanya siapa yang mencopot baliho pak BSN,”ujarnya.
Kemudian, kata Syahputra, saya jawab tidak tahu, tapi saya tahu yang copot ada orang lain. Karena saya takut ngasih tahu nanti saya dibilang kibus. Selanjutnya saya diantar oknum polisi itu ketempat semula.
“Saya melanjutkan pekerjaan memungut uang parkir di Jalan Veteran. Tak lama kemudian, tiga orang yang diduga anggota dari kelompok BSN mendatangiku. Mereka menunjukkan sebuah video dan menuduh saya sebagai pelaku pencopotan baliho tersebut,”katanya .
Meskipun korban membantah tuduhan itu, ketiga orang tersebut langsung memiting dan memukulinya sepanjang jalan dari Simpang Veteran menuju salah satu cafe yang ada di Tebing Tinggi.
“Saya dipukuli hingga berdarah dan wajah saya bengkak. Sampai sekarang, perut saya sakit dan ketika buang air besar keluar darah,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Syahputra , setibanya di salah satu Kafe yang ada di Tebing Tinggi tersebut. Setelah 20 menit kemudian datang diduga istri BSN yaitu inisial SF ke Cafe tersebut lalu bertanya, kau yang mencabut baliho BSN suami ibu, saya bilang bukan Bu, anak ini yang nyabut namanya Ilham, dan Ilham itu mengakuinya cuma satu spanduk yang dicopot dan bukan ada merusak, tapi niat Ilham hanya dipergunakan untuk alas tidur bukan ada maksud lain.
“Di kafe itu, saya dipukuli oleh enam orang, termasuk diduga seorang anggota DPRD Kota Tebing Tinggi yang baru terpilih berinisial MLP,” katanya.
Terakhir, Syahputra Irawan mengaku sempat disuruh membuat video permintaan maaf kepada BSN (Bacalon Walikota) dan diberikan uang Rp50 ribu untuk memasang kembali spanduk yang telah dicopot.
“Saya kecewa karena para pelaku masih bebas berkeliaran dan belum ditangkap. Apakah karena mereka punya kekuasaan dan uang, sehingga mereka bisa semena-mena” keluh Syahputra.
Syahputra berharap sebagai korban agar mendapatkan keadilan, dan meminta bantuan kepada media serta, pimpinan kepolisian, termasuk Kapolri dan Kapolda Sumut, hingga Kapolres Tebing Tinggi untuk menindaklanjuti laporan korban dan menangkap para pelaku.
“Saya hanya ingin keadilan. Jangan sampai saya yang orang kecil tidak mendapatkan perlakuan yang adil, mohon para pelaku tersebut ditangkap”pungkasnya.
Diketahui, korban sudah menjalani Pemeriksaan pertama pada tanggal 3 Agustus 2024 kemudian pada hari ini, Selasa yang kedua diperiksa pada tanggal 29 Agustus 2024 beserta saksi.
Terpisah, mengenai perkembangan kasus tersebut, Kanit Pidum Satreskrim Polres Tebing Tinggi, IPDA Alpan dikonfirmasi wartawan menyampaikan bahwa disarankan awak media agar mengkonfirmasi pihak Humas.
“Silahkan bang ke Kasi Humas kalau mau konfirmasi, karena saya lagi di luar,”ujarnya.
Kemudian, awak media mencoba mengkonfirmasi Kasi Humas Polres Tebing Tinggi AKP Agus Arianto namun tidak berhasil hingga berita ini dilayangkan.
(Tim/**)
Foto: Korban pengeroyokan Syaputra Irawan saat diwawancarai wartawan dikediamannya.