Tanjung morawa – delidayli.net
Ketahanan Pangan (Ketapang) adalah suatu program pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang bertujuan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat agar bangkit dari ketepurukan semasa vandemi covid 19, Pemdes Bangun Sari merealisasikan anggaran Ketapang senilai Rp. 150.818.500 untuk pembelian kambing biri biri berkisar 60 ekor untuk 6 kelompok masyarakat”Selasa 28/02/23.
Adapun kelompok yang menerima LPM,karang taruna,peternak kambing, dusun yang menerima penyerahan kambing yang bersumber program ketapang ialah:
1.dusun 9 gang darmo
2.dusun 12 madirsan
3.dusun 11 madirsan
4.dusun 2 gang benteng
5.dusun 3 gang rasmi
6.dusun 4 gang rohis.
Diduga pengelola kebanyakan dari Tim sukses kades (TS),dan tentang besaran jumlah kelompoknya bervariasi dan penyerahan kambing dimasing masing kelompak terlaksana pada selasa tanggal 17 januari 2023 ditiap dusun yang sudah ditetapkan oleh pemdes bangunsari kepada kelompok penerima kambing.
Dari besaran anggaran RP 150.818.500 dipotong pajak 12% dan sisa anggaran berkisar RP 132 juta yang harus direalisasikan,dari anggaran tersebut harga perekor kambing sudah ditetapkan dengan harga 1.500.000 perekornya,dan masing masing kelompok menerima 10 ekor kambing.
Sangat disayangkan fakta mengejutkan dengan penelusuran awak media dilapangan bertolak belakang,dimana ditemukan dan dilihat bahwa kambing tersebut perekornya diduga harganya dibawah Rp 1 jutaan dan kambingnya ada yang kurapan,tua dan sudah tidak layak untuk berkembang biak bahkan masih dere.
Salah satu peternak kambing yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa ini kambing kok jelek jelek dan minim untuk berkembang ini, kalau kita pelihara bisa tapi akan lama berkembangnya kan kita capek pelihara tapi lama mendapatkan hasilnya, dan ini kambing harganya pun berkisar 1 jutaan dan saya kalau dikasi uangnya dengan nilai kambing perekor 1,5 juta pasti nya akan saya beli kambing yang bagus dan berkelas” sebari menunjukan kambing yang ada dikandang nya,seperti ini kambing senilai 1,5 juta yang saya beli”ujarnya sambil tersenyum.
Miris nya penyaluran anggaran ketapang ini kesannya sembunyi-sembunyi,sedangkan kadus yang tidak tau masuknya kambing tersebut kedusun-dusun yang mana sudah ditetapkan tempat peternaknya,sama halnya seperti kadus 9 dan kadus 3,bahkan kadus 9 sempat bingung serta tidak tau dimana letak kandang kambingnya,bahkan realisasi ketapang yang besar anggarannya 150.818.500 terkesan tertutup.
Dari anggaran yang terealisasi dari salah satu sumber anggota bpd ,mengatakan bahwa ada juga anggaran disisikan buat vitamin kambing, dan kepala desa juga akan membuat pelatihan bagi peternak kambing,tapi sampai sekarang realisasi pelatihan itu belum juga terlaksana oleh pemdes,bahkan musrembang desa udah selesai kapan lagi mau buat pelatihan ujar nya,saat di konfirmasi kepala desa tentang pelatihan,kades mengakui tidak adanya pelatihan.
Lanjut kadus 4,saya juga awalnya tidak mengerti tentang kambing yang masuk kedusun 4 karna saya mendapat informasi dari orang lain dan bukan dari kelompok peternak atau pun dari pemilik kandang,setahu saya ketua lpm jumiran memang ada jumpai peternak kambing disitu dan saya juga disitu(warung)tapi gak ada bicara apa pun dan saya tau kalau jumiran itu masuk kelompok kambing, anggota bpd yang menyampaikannya tentang siapa saja kelompok yang dimasukan kedusun 4 saya hanya mengetaui tiga nama warga itupun sebelum serah terima kambing kepada perternak dengan pihak pemdes,suliono,suhartono,zulpan dan ketiga nya itu adalah warga dusun 4 desa bangunsari selebih nya saya tidak tau,memang kades pada tanggal 17/1/2023 memang ada mau serah terima kambing ke peternak yang didusun 4 secara simbolis padahal kambing itu sudah masuk beberapa hari yang lalu sebelum serah terima kepada peternak,tapi saya tidak menghadiri nya dan saya izin dengan pak kades karena saya lagi ada aktifitas.
Lanjutnya bahkan saya mendapatkan tudingan dari masyarakat bahwa saya tidak bermasyarakat karna dalam mendapatkan kambing bantuan dari desa seperti diam diam dan tidak dimusyawarahkan dan mengundang beberapa tokoh masyarakat,kadus 4 yang tidak mau menyebutkan siapa yang mengatakan hal seperti itu,pada hal saya sendiri kepala dusunnya tidak tau juga kapan realisasinya dan pihak pemdes juga tidak melibatkan kepala dusun dari beberapa dusun yang mendapatkan bantuan kambing tersebut” ucap kadus 4.
Edi pramana ( kaur pemerintahan) saya memang yang bertanggung jawab dibidang ketapang itu,tapi saya tidak tau menahu tentang jumlah uangnya,realisasinya apa dusun mana aja yang mendapatkannya siapa nama kelompoknya jenis kambingnya apa berapa harga perekornya belinya dimana,bahkan saya tidak diberitahu dan tidak diikutsertakan dalam hal ketapang itu oleh pak kades,saya kecewa tapi ya sudahlah nanti diwaktu penandatanganan LPJ saya akan pertanyakan semua dan yang saya tau bahwa yang belanja kambing itu muliadi kaur kesra”tegas nya.
Diwaktu dan tempat yang berbeda jhon faber lumban gaol (kadus1),saya kecewa dengan program ketapang yang anggaran nya cukup besar dan saya kadus yang non muslim tidak ada diikut sertakan, secara pribadi saya iri kenapa tidak dirapatkan realisasinya secara bersama sama dan kami juga kan bisa memberikan pendapat atau setidaknya kami yang non muslim bisa mengusulkan ternak juga,desa bangunsari adalah desa besar serta bukan hanya diperuntuhkan buat kelompok yang dipilih pak kades saja”ujar kadus 1 saat dikomfirmasi handphone.
Ketua BPD desa bangunsari diah novita sari.sp.d mengatakan,saya memang ada menerima nama nama kelompok peternak kambing itu tapi yang diberikan hanya nama nama ketuanya saja,
1.jumiran ketua LPM kelompok dusun 4
2.alvian dusun 2
3.harry utama dusun 3
4.koko ketua karang taruna
5.susanto dusun 11
6.mujiono dusun 9.
Saya belum mau teken karna muliadi kaur kesra tidak lengkap memberikan data itu seharusnya nama-nama anggota kelompok juga turut dilampirkan menjadi satu berkas ,kemudian awak media menanyakan kembali apakah ibu tau kalau kambing itu dianggarkan perekornya 1.500.000 ? Ya saya tau dari pak kades yang mengatakan itu”tutup ketua BPD.
Pewarta : Dede S