Delidaily.net – Puncak perayaan hari kemerdekaan Israel sontak berubah menjadi peristiwa tragis yang oleh aparat keamanan Israel disebut sebagai serangan teroris.
3 orang dilaporkan tewas sementara 4 orang lagi – menurut istilah medis Israel – dalam kondisi perawatan yang sulit, Kamis, (5/5) pukul 8 malam waktu setempat.
Mengutip dari Jerussalem Post, 3 orang korban yang tewas merupakan pria berusia 40-an tahun. Sementara yang luka berat adalah seorang kakek dan pemuda m⇓asing-masing 60 dan 35 tahun.
Hingga berita ini diturunkan polisi masih memburu dua orang yang dicurigai sebagai pelaku. Jalan-jalan telah disekat dengan pemeriksaan ketat sementara warga diminta untuk berdiam di rumah masing-masing.
Peristiwa berdarah itu terjadi di Kota Elad, dekat Petah Tikva. Sementara korban luka-luka telah dirawat di Rumah Sakit Sheba Medical Center dan Rabin Medical Center, Kampus Beilinson.
Seorang pemuda 23 tahun yang menderita luka ringan dilaporkan ikut dirawat karena sempat berkelahi dengan salah seorang penyerang.
Pembalasan Masjidil Aqsa
Peristiwa berdarah yang terjadi justru disaat warga Israel sedang keluar merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-74.
Akibat kejadian ini pihak keamanan Israel langsung menutup jalur Gaza dan Tepi Barat. Perdana Menteri Israel Naftali Bennet langsung mengadakan pertemuan khusus dengan semua Kepala Keamanan untuk membahas peristiwa yang oleh relawan medis Israel disebut peristiwa pembantaian paling kelam sejak negara Israel berdiri.
Dalam peristiwa tersebut pihak keamanan Israel mengumumkan akan menutup perbatasan guna mencegah pelaku melarikan diri hingga Jum’at (6/5), dan perpanjangan waktu dimungkinkan hingga hari Minggu (8/5) waktu setempat.
Statement PBB dan tanggapan Hamas
Tor Wennesland, Koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah langsung menuduh Hamas dan kelompok militan lainnya merupakan dalang dibalik peristiwa tersebut.
“Menyedihkan bahwa #hamas dan yang lainnya terus memuliakan dan mendorong serangan semacam itu, yang merusak kemungkinan masa depan yang damai untuk keduanya (Palestina dan Israel). Semua harus mengutuk kekerasan dan berdiri untuk melawan teror.” Statement Wennesland.
Sementara Juru bicara Hamas Abd al-Latif al-Qanou memuji serangan itu, dengan mengatakan bahwa itu adalah “Operasi heroik dan kualitatif yang merupakan pukulan telak terhadap pendudukan dan sistem keamanannya, dalam konteks menanggapi kejahatan pendudukan dan pemukiman serta penyerbuan ke Masjid Al-Aqsha.”